Langsung ke konten utama

Kegundahan Hati 😔

"Een kind zonder moeder is een bloem zonder regen"

Menghadapi konflik internal dalam keluarga kecil ku tetiba jadi inget pepatah negeri kincir angin diatas, yang pernah ku baca dari sebuah novel berjudul One Fine Day in Leiden - Feba Sukmana.

Seorang anak tanpa ibu bagaikan sekuntum bunga yang tak pernah tersiram hujan -- kira kira begitulah artinya.
Ditinggal pergi oleh mama di saat aku dan kedua adik ku masi kecil, membuat kami kekurangan kasih sayang dan perhatian dari seorang ibu. Meskipun ada sosok ayah yang selalu menjaga dan merawat kami hingga kami tumbuh sebesar ini dengan seorang diri, jujur ku akui semua itu tidak cukup bagi ku, tidak, tidak pernah cukup.
Mama dan papa, cara mereka mencurahkan kasih sayang itu berbeda. Cara papa mengekspresikan rasa sayang nya tidak secara langsung dengan kata2, cenderung lebih banyak lewat tindakan. Saat menyampaikan nasihat, kata2 dan pemilihan kata yang papa sampaikan terkesan seperti marah2 terkadang sering disalah artikan oleh adik2. Sampai akhirnya kini keduanya jadi pembangkang, gak pernah mau lagi mendengarkan ucapan papa.

Sedih dan gak bersemagat rasanya, lagi-lagi hubungan antara adik2 dan papa kembali merenggang. Padahal 2 bulan terakhir rasanya aku baru bersyukur dan lega karna hubungan ku dengan kedua adik ku dan hubungan papa dengan kedua adik ku menjadi sedikit lebih dekat dan akrab.

Sedih banget rasanya, adikku sebagai anak laki2 pertama dikeluarga kami yang aku harapkan bisa menjaga dan bertanggung jawab atas keluarga ini gak pernah akur dan bertindak ke papa seperti ini. Hanya karna masalah sepele, karna punya sifat yang sama2 emosian akhirnya berperang mulut berakhir saling cuek cuekan tanpa tegur sapa.
Sesedih2nya aku, yang paling kecewa dan sedih disini ya pasti papa.

Masalah dengan adik yg pertama belum kelar kini adik yang bungsu kembali bertingkah menambah beban pikiran.
2 hari bolos sekolah, dan berkata tidak mau sekolah karna merasa kesulitan mengikuti pelajaran. Papa yang sudah capek memberi nasehat ke dia, lalu membiarkan dia memilih keputusannya sendiri.
Sebagai kakak aku tau, aku juga bertanggung jawab untuk menasehati adik2ku. Tapi rasanya enggan lagi karna sering berujung kecewa, sakit hati dan menangis sedih karna tidak dihargai sebagai kakak.
Adik yg pertama hanya lulus SMP, apa si bungsu pengen ngikutin jejak abangnya ? Bagaimana masa depannya ????

Saat situasi seperti ini jadi sering berandai2 kalo saja mama masi hidup. Mungkin kelurga ini gak akan berantakan seperti sekarang ini 😢

Terkadang aku merasa hidup ini gak adil dan begitu kejam.
Tidak cukupkah mengambil Mama dari keluarga kami ?
Masih belum puaskah kemudian memisahkan keluarga kami dengan tempat tinggal yang berbeda ?
Haruskah keluarga ini terus merenggang bagai orang asing satu sama lain ?

Entah karma buruk apa yang telah ku perbuat dimasa lampau.
Ya Tuhan, apa yang harus ku lakukan agar keluarga ini kembali akur dan harmonis kembali ?
Mohon segera persatukan keluarga kami dengan caraMu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kudu semangat ngejar deadline 💪

Huffftttt, semakin dekat skripsi semakin banyak yang jadi beban pikiran. Berasa banyak tekanan. Lagi lagi cobaan datang.  Tadi pagi dilanda kepanikan Bagun tidur nenek gue tiba2 berasa pusing, dada berdebar, sesak nafas terus gemeteran ampe gigi palsu nya lepas lalu nenek nangis2 dan ngomongin yg nggak2, gue berusaha menenangkan meski panik dan berasa uda mau nangis juga. Dirumah cuma ada gue yang sendiri doang, disaat yg genting gini telepon bokap berkali2 malah gak ada jawaban. Akhirnya telepon paman minta smpein ke papa. Karna kondisi pho2 makin serius dan semakin sulit berbicara, gue segera telepon kuku gue yg rumah nya deket RS minta dibawain ambulan. Sampe di sana ehh parah banget, MASA GAK ADA SATU DOKTER PUN YANG STANDBY disana. Akhirnya pindah RS lagi. Syukurlah waktunya masi sempet, setelah pasang oksigen dan infus keadaan pho2 agak mendingan. Hmmm, menjelang skripsi begini fokus pikiran bener2 terbagi. Bener bener bingung gimana nantinya pas gue mau bolak...

Marble Pumpkin Butter Cake a.k.a Cake Labu Kuning

Hello bakers :D,  Postingan resep aku yang kedua ni. Kemungkinan untuk postingan ku yang mengenai resep bakal didominasi resep baking, bukan cooking yaaa, hehe. Aku lagi belajar mengambil foto makanan, biar kue kue ku tampak kece. Apaalah menariknya resep tanpa foto yang apik, betul gak ? hehehe Ini hasil baking ku seminggu yang lalu, resepnya sih sudah aku posting di akun cookpad aku. Kalo disini baru sempet, sengaja nyari waktu luang biar bisa basa-basi panjang lebar gak jelas disini. haha Beberapa bulan yang lalu mager banget rasanya, sempet absen dari hobi karna semacam kehilangan hasrat untuk negerjain sesuatu terutama baking. Mungkin efek patah hati x yaa. Hahaha, harus move on cuyyyy Sekarang, mood dan semangat bereksperimen dengan tepung dkk kembali bangkit. Satu bulan terakhir aku kembali cukup sering membuat kue lagi, setidaknya sekarang seminggu kadang bisa dua kali.  Kemarin, meski badan capek pegel setelah kuliah 2 harian penuh senin-selasa, besoknya a...

PSIKOTEST Magang Bakti BCA

Di postingan x ini aku pengen share pengalaman ku mengikuti psikotest BCA. Awal mula aku masukin lamaran ke BCA cabang Singkawang tanggal 11 juli untuk menempati posisi teller. Meski saat itu kondisinya aku masih dalam proses revisi skripsi dan masih ada UAS untuk 1 mata kuliah lagi, namun pikir ku gak ada salahnya juga mengirim surat lamaran lebih dulu. Karna belum S-1, aku pakenya ijazah SMK plus transkip nilai kuliah sampai semester 7. O'y sebelumnya aku juga uda mengurus SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian) dan Surat Keterangan Dokter untuk melengkapi berkas surat lamaran. Tanggal 31 juli akhirnya skripsiku benar2 rampung, tinggal menunggu jadwal sidang saja. Kuliah beres, skripsi beres berasa gak ada sesuatu yg bener2 bisa ku kerjakan alhasil berasa benar2 jadi pengangguran (#padahalemangpengangguran), pengen cepat2 punya kesibukan. Btw selain BCA, selang waktu seminggu aku juga menaruh lamaran di 2 bank BUMN. Hari demi hari detik demi detik *ahhlebay tiap...