Pagi tadi gue dan temen2 pergi buat pendaftaran acara workshop, si mas yg melayani kami orangnya ramah sekali saking ramahnya malah ngajak bercanda soal asmara udah kaya motivator cinta dan entah gimana ceritanya secara tidak sengaja si mantan dimotivasi untuk move on didepan gue.
Gue mendengar semua itu, dan berasa canggung sesaat. Secara kepribadian gue dan dia emang berbeda, maksudnya dia itu orangnya ramee cenderung ekstrovert gitu sementara gue si introvert. Jadi, cara kami merespon situasi saat itu tentu aja berbeda. Dia bisa membawa suasana seperti tadi semacam dicandain sambil berseru : "harus move on". Sementara gue cuma bisa senyum2 cengengesan sambil berkata ke diri gue sendiri (dalam hati) "Yaaa gue juga harus move on"
Kami pernah jatuh cinta, pernah punya perasaan yang sama, pernah merasa orang paling bahagia saat itu, pernah punya mimpi dan harapan bersama untuk hubungan kami.
Untuk itu gue yakin, pasca berakhirnya hubungan ini, kami juga merasakan hal yang sama, merasakan betapa sakitnya hati ini.
Ini pertama kalinya gue mengalami sakit yg luar biasa dalam persoalan asmara gue. Kalo dia gue gak tau, mungkin gak begitu sakit karna dia sudah pernah mengalaminya beberapa kali. Yang pasti kami memang sama sama butuh waktu untuk move on.
Karna pada akhirnya, gue dan dia cuma cerita masa lalu. Bego banget rasanya sempet nangis hanya karna pria, bukan gue banget. Padahal persoalan hidup bukan hanya soal asmara aja. Jadi stop untuk galau gak jelas lagi hanya karna masa lalu. Sebab hidup ini memang harus dipilah mana yg hanya kenangan dan mana yang harapan. Jangan pernah dicampur aduk, apalagi mengharapkan sesuatu yang tinggal kenangan.
Ada banyak hal yang seharusnya gue syukurin atas semua kenangan dan kisah ini.
Bersyukur karna pernah jatuh cinta dan dicintai oleh dia.
Bersyukur karna orang yg pertama mengisi penuh diruang hati ini adalah dia, pria baik2 dan bukan pria brengsek.
Bersyukur putus bukan karna ada orang ketiga.
Bersyukur hubungan kami harus diakhiri ketika masih dalam tahap pacaran.
Bersyukur pernah tau bagaimana rasanya sakit hati.
Bersyukur karna menjadi lebih tau apa yang harus dan seharusnya gue lakuin untuk pasangan gue nanti.
Bersyukur bisa lebih memantaskan diri menjadi yang lebih baik sebelum bertemu dengan the Mr.Right.
Untuk mu mantan penghuni hatiku:
Aku bersyukur Tuhan telah mengenalkan mu pada ku.
Awalnya kita berteman biasa tanpa ada perasaan apa2. Lalu tercipta perasaan diantara kita dan kamu orang pertama yang berhasil meluluhkan hatiku untuk berani memulai sebuah hubungan.
Aku bersyukur bisa mencintai dan dicintai oleh mu. Saat kamu mengatakan bahwa aku adalah penghujung cintamu, aku telah keliru menilai cinta kita yang pernah aku kira selamanya.
Namun, biar begitu bersyukur karena semesta sempat mengizinkan kita dalam sebuah ikatan cinta. Dan hal yang harus aku syukuri (seharusnya kamu juga) adalah atas berakhirnya hubungan kita.
Aku pernah membaca sebuah quote "Bahwa putus cinta adalah cara Tuhan menyelamatkan kita dari pernikahan yang salah. Justru harus disyukuri. Pilih mana PUTUS atau CERAI ?"Tentu saja aku lebih memilih menanggung perih dan sakitnya patah hati yang luar biasa ini dibandingkan dengan sebuah pernikahan yang berujung dengan perceraian.Aku ingat kamu pernah berkata bahwa kamu akan bahagia jika melihat ku bahagia, baik itu bersama mu atau bersama dengan yang lain. Jadi aku yakin kamu tetap mendoakan kebahagiaanku. Dan aku juga akan mendoakan kebahagiaanmu semoga kamu menemukan yg lebih baik dariku, yg bisa lebih ekspresif dalam mencintaimu.
Terimakasih untukmu, untuk semuaanya :')
Semoga waktu cepat menghapus rasa diantara kita sehingga tetap bisa menjalin hubungan pertemanan layaknya dulu tanpa dibayangin masa lalu, tanpa ada rasa canggung dihati ku seperti saat belum ada perasaan diantara kita.
Masih ingat F.A.N ?
Kita akan tetap menjadi F.A.N hanya saja kini 'F' telah menjadi "Friendship" diantara kita.
Kita akan tetap menjadi F.A.N hanya saja kini 'F' telah menjadi "Friendship" diantara kita.
Komentar
Posting Komentar